Breaking News
KILAS BALIK INDONESIA MEMBACA
( Dra. MURNI RASDIATI, M.M )
PUSTAKAWAN MADYA
PENDAHULUAN
Negara kita menjadi model pemberantasan Tuna Aksara di kawasan Asia Pasifik. Penilaian itu diberikan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Antara 2007 - 2008, buta aksara di Indonesia turun dari 11,8 juta orang menjadi 10,1 juta orang. Namun, angka tadi tidak seiring dengan hasil survey minat baca kita yang diselenggarakan oleh UNESCO, yang menunjukkan minat baca kita masih rendah. Hasil survei yang dilakukan lembaga oleh UNESCO tahun 2008 lalu menunjukan minat baca masyarakat Indonesia nomor 3 terendah di ASEAN, setelah Laos dan Kamboja. Sementara itu International Educational Achievement mencatat kemampuan membaca siswa Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN.
Kesimpulan itu diambil dari penelitian atas 39 negara. Indonesia menempati urutan ke-38. Dua hal itu antara lain menyebabkan United Nations Development Program (UNDP) menempatkan kita pada urutan rendah dalam hal pembangunan sumber daya manusia. Pada tahun 2009 dilaporkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat ke 104 dari 175 negara. Bahkan di tahun 2015 ini, IPM Indonesia merosot ke peringkat 124. Hubungan antara minat baca dan kegemaran membaca dengan kecerdasan dan daya inovasi yang ujungnya tekait dengan angka kemiskinan dan tingkat kesejahteraan sangat erat. Jadi semakin tinggi derajat melek huruf dan budaya gemar membaca, kecenderungannya semakin menurun angka kemiskinan. Dengan demikian kita bangsa indonesia sebelum memasuki era APEC 2020 harus sesegera mungkin melakukan kegiatan secara intensif, serentak dan berkelanjutan dalam upaya meningkatkan minat baca dan budaya gemar membaca. Kegiatan ini perlu didukung oleh komitmen, dan semangat bersama serta dilakukann secara konsisten dan berkesinambungan oleh seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Gemar Membaca Tahun 2019.
PEMBAHASAN
Kemajuan suatu bangsa dan Negara bisa dilihat dari kemajuan perpustakaan dan budaya membaca rakyatnya. Sebagai contoh bangsa China memiliki budaya literasi untuk melestarikan ajaran dan budaya leluhurnya sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat dan China memiliki budaya dan ilmu pengetahuan tertua didunia. Jepang pada dekade 1940 an mampu mebusungkan dada diatara bangsa – bangsa yang berebut pengaruh di kawasan Asia Raya, keamajuan teknologinya sejajar dengan bangsa-bangsa Eropa yang menguasai wilayah di beberapa belahan bumi dalam mencari rempah-rempah dan tambang, sehingga menimbulkan koloni-koloni kekuasaan di beberapa negara-negara kawasan asia tenggara dan sekitarnya. Jepang yang sudah maju dalam bidang literasi berbasis budaya lokalnya mampu membuat perpustakaan-perpustakaan yang menunjang kemajuan dan kertahanan budaya Jepang. Sehingga Jepang disegani dikawasan Asia.
Negara Singapura tetangga kita terdekat yang umur negaranya relatif muda dari pada Indonesia, mampu menyaingi kemajuan di segala bidang ilmu pengetahuan dan teknologinya dengan negara-negara sekitarnya, hal ini tidak terlepas dari pembangunan dan penyediaan perpustakaan yang tersebar hampir seluruh wilayah Negara ini. Perpustakaan sebagai penunjang utama dan pemacu kemajuan dunia pendidikan.
Jadi kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari aktivitas rakyatnya yang gemar membaca, karena aktivitas ini bisa berdampak terhadap sumber daya manusianya; antara lain:
a. Berdampak pada kemampuan berpikir Ibarat batu kalau sering digosok akan menimbulkan kemilau dan cahaya, kalaulah besi semakin diasah semakin tajam. Bacalah buku apa saja pilihlah yang anda suka, maka otak akan banyak merekam sesuai dengan banyak nya bacaan yang anda baca. Menurut para ahli, keuntungan dari membaca buku dapat memberikan dampak yang menyenangkan bagi otak kita. Membaca juga membantu meningkatkan keahlian kognitif dan meningkatkan perbendaharaan kosakata.
b. Berdampak meningkatnya pemahaman Kebiasaan membaca oleh siswa maupun mahasiswa. Di mana membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori otak, yang semula tidak mereka mengerti menjadi lebih jelas setalah membaca. Logika sederhana saja, tidak mungkin siswa atau mahasiswa memahami materi pelajaran/kuliah kalau mereka tidak membaca. Dari sini jelas bahwa membaca sangat berperan dalam membantu seseorang untuk meningkatkan pemahamannya terhadap suatu bahan/materi yang dipelajari.
c. Berdampak Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan Manfaat yang satu ini mungkin sudah sering kita dengar semenjak kita masih kecil. Kita pasti ingat berapa kali guru-guru kita mengingatkan bahwa membaca adalah satu sarana untuk membuka cakrawala dunia. Dengan memiliki banyak wawasan dan ilmu pengetahuan, kita akan lebih percaya diri dalam menatap dunia. Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai pergaulan dan tetap bisa servive dalam menghadapi gejolak zaman.
d. Berdampak Mengasah kemampuan menulis Selain menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, memebaca juga bisa mengasah kemampuan menulis Anda. Selain karena wawasan Anda untuk bahan menulis semakin luas, Anda juga bisa mempelajari gaya-gaya menulis orang lain dengan membaca tulisannya. Lewat membaca Anda bisa mendapatkan kekayaan ide yang melimpah untuk menulis.
e. Berdampak kemampuan berbicara di depan
umum Membaca adalah aktivitas yang akan membuka cakrawala dan pengatahuan anda
terhadap dunia. Terbatasnya jangkauan diri kita terhadap peristiwa-peristiwa di
dunia, hanya bisa dijangkau dengan membaca. Selain mendapatkan informasi
tentang berbagai peristiwa, membaca juga mampu meningkatkan pola pikir,
kreativitas dan kemampuan verbal, karena membaca akan memperkaya kosa kata dan
kekuatan kata-kata. Meningkatnya pola pikir, kreativitas dan kemampuan verbal
akan sangat mendukung dalam meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.
Hal hal tersebut diatas merupakan dampak dari kegemaran dan kebiasaan membaca sehingga meningkatkan konsentrasi orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.
Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak. Ketika membaca,
otak akan dirangsang dan stimulasi (rangsangan) secara teratur dapat membantu
mencegah gangguan pada otak termasuk Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan
otak seperti membaca buku atau majalah, bermain teka-teki silang, Sudoku, dan
lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti,
kegiatan ini merangsang sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh.
Dengan Membaca sesorang menjadi cerdas dan berpengaruh pada kepribadian dan
kemampuan nya untuk berinteraksi sehingga menjadikan manusia yang siap menjadi
inti dari kemajuan bangsa dan negaranya. Dengan gemar membaca menjadi gerbang
utama kemajuan sebuah negara karena rakyatnay maju dan cerdas.
KESIMPULAN
Agar proses transformasi habitus melalui penyebaran kesadaran bisa berjalan maka perlu disediakan ranah tempat pertarungan untuk membentuk produksi cultural. Sebagaimana dijelaskan Bourdieu di dalam ranah inilah agen-agen akan menempati berbagai posisi yang ada dan mereka akan terlibat dalam berbagai kompetisi untuk memperebutkan kepentingan dalam ranah tersebut. Pendeknya, perlu menjadikan ranah politik, ranah ekonomi, ranah pendidikan, ranah cultural dan ranah agama sebagai sarana para agen melakukan pertarungan untuk mentransfornasikan habitus membentuk produksi cultural budaya baca.
Secara tehnis, untuk menciptakan pertarungan antar agen, perlu dilakukan berbagai kompetisi dalam setiap ranah yang bisa mendorong setiap agen memanfaatkan berbagai capital yang mereka miliki; capital social, cultural dan simbolik. Dengan cara ini upaya mebangun kesadaran membaca yang bisa menumbuhkan budaya baca akan terwujud, karena membaca akan menjadi kebutuhan bagi setiap agen yang sedang melakukan pertarungan dalam berbagai ranah yang ada.
Selain pada tataran soft cultur, perlu juga dilakukan penanganan pada tataran hard cultur. Pada tataran ini srtategi cultural menumbuhkan budaya baca bisa dilakaukan dengan penyediaan berbagai fasilitas yang bisa mendorong tumbuhnya minat baca di kalangan masyarakat. Misalnya penyediaan buku-buku bacaan yang mudah diakses oleh masyrakat, perpustakaan yang nyaman dan menarik dengan pelayanan yang mudah dan menyenangkan sehingga orang merasa nyaman berada diperpustakaan.
Sumber
bacaan
http://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=artikel
http://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=agenda&id=31
Pembimbing Pembaca No. 8 TH. IV Agustus 1985
http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/minat_baca
Copyright © Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Developed by: Tim Web 2020 |RSS Feed |Hubungi Kami |Online: 11 |Hits: 2827 / 1510240